[CERPEN] Untukmu Para Pencari Cinta

Ilustrasi. (f/Pixabay)

Nama yang indah itu memang tak bisa kulupakan begitu saja. Dulu, ia adalah penunjuk jalanku. Ia laksana ibu keduaku, seperti arti namanya yang begitu dalam : “ibu dari bapaknya”. Abahnya yang memberikan nama. Begitu filosofis, meski tak puitis.

“Abah ingin aku seperti Fatimah Azzahra yang selain jadi anak sholehah, juga bisa berperan seperti seorang ibu yang menyayangi anaknya. Rasulullah yang hanya sekejap mengecap kasih sayang seorang ibu, menganggap anak kesayangannya itu seperti seorang ibunya. Ummu Abiha, itu sebutan yang diberikan Rasulullah untuk Fatimah,” begitu ceritanya mengisahkan sejarah namanya.

Selama kami berhubungan, belum pernah sedikitpun aku menyentuh tangannya, apalagi lebih dari itu. Bagiku, ia seorang gadis suci. Pernah suatu waktu aku mencoba meraih tangannya, melindungi dirinya dari jalanan yang licin namun ia bersikeras menolak hingga dia terjerembab jatuh ke tanah yang becek. Sudah jatuh begitu, dia tetap bersikukuh tak mau ditarik oleh tanganku.

“Kalau kau masih menganggapku seorang Muslimah, pinggirkan tanganmu! Lebih baik aku tertusuk jarum daripada bersentuhan dengan seorang yang bukan mahram,” ketusnya waktu itu.

Laman: 1 2 3 4 5 6

Tags: , ,