Dari Imsak Menuju Salamatus Shadr

Keberhasilan meraih kemampuan pengendalikan diri dan keberhasilan menghidupkan kondisi ruhiyah—yang disebut salamatus shadr itu—insya Allah akan menimbulkan hal yang paling positif dalam kehidupan kita yaitu munculnya rasa tanggung jawab; tanggung jawab secara pribadi atau rumah tangga; atau dalam berjama’ah, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bahkan dalam pergaulan antar bangsa, antar umat, antar negara, antar komunitas. Dari rasa tanggung jawab inilah akan muncul rasa empati pada penderitaan dan kesulitan yang dialami sesama saudara di tengah-tengah umat, atau di tengah-tengah bangsa ini, atau sesame umat dalam kerangka kehidupan di dunia ini.

Kita sebagai jama’ah dakwah yang membawa misi Islam rahmatan lil ‘alamin, tidak mungkin bisa melaksanakan misi tersebut, kalau kita tidak memiliki rasa tanggung jawab. Islam dan umatnya menuntut kader-kader dakwah untuk tampil dengan penuh rasa tanggung jawab memperjuangkan kepentingan, nasib, dan kejayaan Islam wal muslimin.

Rasa tanggung jawab itulah yang seharusnya mampu kita tampilkan di tengah-tengah musyarakah ijtimai’yah kita, yaitu dengan menjadi anggota masyarakat yang paling merasa bertanggung jawab atas qodhoya ummat (problema umat), atas situasi kondisi kehidupan yang ada di lingkungan kita, lingkungan bertetangga, lingkungan bermasyarakat, lingkungan bernegara dan lingkungan pergaulan antar bangsa, bahkan dalam ruang lingkup yang sempit sekali pun.

Masyarakat, umat dan bangsa hanya akan menokohkan putra-putranya yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap qadhaya ummat; qadhaya Islam wal muslimin. Tanpa mampu menampilkan rasa tanggung jawab dan karya-karya yang terprogram, kita akan diabaikan oleh umat dan bangsa ini, disisihkan, tidak dipedulikan dan tidak dinilai.

Rasa tanggung jawab dalam diri kita itulah yang akan mendorong umat ini memberikan kepercayaan dan menokohkan kita untuk mengelola dan mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan rasa tanggung jawab kita kokohkan dakwah ini. Dengan rasa tanggung jawab kita layani umat dan bangsa ini. Dan dengan rasa tanggung jawab kita pimpin, kita bimbing, kita kendalikan umat ini ke arah jalan yang ditunjukkan Allah dan Rasul-Nya, jalan kebahagiaan fii dunya wal akhirat.***

Laman: 1 2 3