Dari Imsak Menuju Salamatus Shadr

Oleh: KH. Hilmi Aminuddin rahimahullah

Kita sudah banyak mendengar wejangan tentang hikmah dan fawaid (keutamaan) Ramadhan. Diantara keistimewaan-keistimewaan Ramadhan yang demikian banyak, yang paling menjadi kalimat jamiā€™ah (kalimat umum), yang biasa didengar dimana-mana, disebutkan bahwa di bulan Ramadhan ini Allah menjanjikan maghfirah, wa rahmah, wa itqun minan nar.

Ketiganya itu adalah pahala atau medali yang akan diberikan Allah SWT kepada orang yang memenangkan Ramadhan. Kita berharap dapat meraih maghfirah, wa rahmah, wa itqun minan nar, bukan hanya terasa sebagai janji-janji yang hangat di bulan Ramadhan, tapi insya Allah menjadi langkah-langkah yang terasa di bulan Ramadhan dan bulan-bulan sesudahnya; menjadi sikap dan perilaku yang bisa dirasakan sampai Allah mempertemukan kita kembali kepada Ramadhan berikutnya.

Kekalnya curahan maghfirah, wa rahmah, wa itqun minan nar itu sangat tergantung pada kemampuan kita merealisasikan makna kalimat Ramadhan itu sendiri, yaitu kemampuan imsak (menahan diri). Inilah sesungguhnya hal yang paling mendasar yang harus dicapai di bulan Ramadhan.

Laman: 1 2 3