Menurut Mustofa, dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia lokal, sebuah negara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi tingkat pengangguran, dan menciptakan iklim bisnis yang berkelanjutan.
“Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan tenaga kerja lokal masih belum optimal,” ujar politisi PKS ini.
Mengacu pada data terakhir pada tahun 2022 oleh BPS Kota Batam bahwa Angkatan kerja kota batam yakni sejumlah 745.545 jiwa dimana 87.903 jiwa diantaranya adalah pengangguran.
Berdasarkan data rilis daya saing bahwa migrasi masuk ke Provinsi Kepulauan Riau terbesar yaitu 46,40 persen, karena ada kesempatan kerja di Kota Batam.
Angka tersebut mengalahkan Kalimantan Utara sebesar 35,90 persen bahkan DKI Jakarta sebesar 35,60 persen, Kalimantan Timur sebesar 33,30 persen dan Papua Barat sebesar 31,60 persen.
“Fenomena tingginya migrasi masuk ke Kota Batam memiliki tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Batam,” ujar Mustofa.
Dijelaskannya, pertumbuhan penduduk di Provinsi Kepri adalah tertinggi secara nasional yaitu sebesar 2,96 persen, dan pertumbuhan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Kota Batam lebih tinggi yaitu 5,22 persen.