Belum sempat aku menepis tangannya, dia pun berkata, “Yuk kita pulang, sudah kelamaan nunggu di sini. Aku ngantuk….”
Oh, ya Rabbi… Rasanya aku ingin menghilang. Ternyata lelaki itu suamiku. Rasanya mukaku saat itu seperti kepiting rebus yang entah warnanya merah semu abu-abu atau apa saja.
Aku pasrah ketika tangannya hangat menggamit tanganku dan mengulurkan lengan ke pundakku.
Kami pun pulang mengendarai becak dengan aku yang masih diam seribu bahasa apa saja.
Oooohhhh… Sepekan menikah, ternyata aku belum hafal dengan sosok suamiku…..***
Sumber: blog.pks.id