Menjaga Kekhusyu’an Sholat di Tengah Celoteh Anak-anak

Ilustrasi. Foto Internet

Di kami, di sebuah dusun kecil di kaki perbukitan Menoreh, Kulonprogo, alhamdulillah sudah menjadi yang ramah . - diperbolehkan ikut ke masjid. Kadang-kadang tetap diingatkan kalau kegaduhannya sudah melewati batas. Tapi selebihnya, kami sudah mulai terbiasa dengan yang cekikikan dengan teman sebelahnya. Atau tiba-tiba berlarian mengelilingi dinding batas jamaah laki-laki dan perempuan.

Seperti beberapa malam kemarin, ketika saya ikut tarawih, ada kejadian yang… Yahh… Agak menggelikan.

Rakaat pertama sudah mulai. Anak usia 4 tahun di sebelah kiri saya ikut dengan tertib. Dari sebelah kanan saya tiba-tiba ada anak lain yang berbisik-bisik dengan permen bertangkai putih di mulutnya.

“Zzt, kita main saja yuk. Di belakang itu. Asyik lho..”

Anak kecil di kiri saya diam. Entah kepalanya mengangguk atau menggeleng. Kekhusyukan sudah mulai goyah.

Mereka akhirnya ngobrol. Dari sebelah kiri dan kanan depan saya. Celoteh mereka silih berganti dengan imam yang sedang membaca ayat-ayat terakhir Surat Al Alaq. Menjaga kekhusyukan terasa semakin berat.

Puncaknya, ketika ruku' kemudian i'tidal, tidak sengaja mukena saya menyenggol permen bertangkai itu. Entah bagaimana urusannya, anak itu celingukan. Ohh, rupanya permen itu nyangkut di mukena saya. Yaa Allah…

Kekhusyukan saya sudah di titik nadir. Tawa saya sudah di ujung pelepasan. Astaghfirullah. Maafkan hambaMu ini Yaa Allah.

Dan ketika selesai mengucapkan salam, saya menemukan permen itu. Tergeletak di sajadah.***

Laman: 1 2

Tags: , ,