Pulau tersebut lama kelamaan banyak dimukimi oleh pekerja-pekerja yang ada di pangkalan minyak pulau Sambu.
Pekerja dari Sambu inilah yang menjadi cikal bakal nenek moyang warga Pulau Belakang Padang.
Versi lainnya mengungkapkan bahwa dahulu kala, ada seorang Bugis bernama Daeng Demak.
Beliau berlayar dan menemukan sebuah pulau tak berpenghuni.
Pulau tersebut terdiri dari dataran yang datar dan luas atau padang.
Karena banyaknya tanah yang kosong di balik pepohonan yang rimbun, maka dinamakanlah pulau tersebut pulau Belakang Padang.
Diberi nama Penawar Rindu
Masih menurut penuturan turun temurun dari warga lokal, konon katanya, nama ‘penawar rindu‘ muncul dari kalangan para pendekar pantun yang sering datang dan pergi ke Belakang Padang.
Seperti yang diketahui, pantun adalah salah satu seni favorit warga melayu.
Apapun akan dijadikan pantun. Bahkan bagi orang melayu tiada hari tanpa berpantun.
Belakang Padang sebagai pulau yang berada di tengah-tengah Batam dan Temasek (Singapura) sering menjadi tempat persinggahan para pelaut.
Para pendekar pantun membuat ungkapan ‘penawar rindu‘ ditujukan kepada orang yang pernah mengunjungi Belakang Padang dan kemudian kembali lagi kesana untuk mengobati rindunya akan teman, keluarga, ataupun gadis yang dicintainya.
Ungkapan yang terkenal dari pendekar pantun kala itu adalah, ”kalau engkau dah kene air Belakangpadang, engkau pasti nak datang lagi. Sebab pulau ini pulau penawar rindu“.
Sumber: tribun
Tags: Belakang Padang, Penawar Rindu, Pulau Sambu, sejarah