SERIAL ADAB BERTEMAN DAN BERUKHUWWAH (Bagian 1)

Ilustrasi. detik

c. Ukhuwwah adalah indikasi keimanan

Bersaudara dalam Islam adalah indikasi dari keimanan dari diri seseorang. Bila keimanan dalam kondisi naik dan membaik, maka persaudaraan akan mudah terjalin. Sebab, dengan iman yang kuat maka akan mudah untuk saling memahami, mengedepankan baik sangka (husnuz zhon), mendahulukan orang lain, menghargai sesama dan akhlak mulia lainnya.

Akan tetapi sebaliknya, bila iman lagi menurun, biasanya permusuhan akan mudah terjadi, dan persaudaraan akan menjadi renggang. Sebab, akan mudah muncul kesalah-pahaman, buruk sangka (suuz zhon), mementingkan diri sendiri dan kelompok, sikap kurang menghargai dan interaksi negatif lainnya. Allah Swt menegaskan posisi dan sikap orang beriman di dalam firmanNya:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ. (الحجرات: 10).

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-hujurat:10)

d. Ukhuwwah dapat mengantarkan seseorang meraih cinta Allah Swt

Berukhuwwah ternyata tidak saja menguntungkan secara kehidupan duniawi, melainkan bisa menjadi penyebab seseorang seseorang memperoleh cinta Allah. Yaitu bagi orang-orang yang saling menasehati karena Allah, saling mengunjungi karena Allah dan bermajelis bersama karena Allah Swt. Bahkan mereka akan berada di sorga di atas mimbar-mimbar yang bercahaya. Para Nabi-pun cemburu kepada orang-orang tersebut. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw:

حقَّتْ محبَّتي على المُتحابِّينَ فيَّ وحقَّتْ محبَّتي على المُتناصِحينَ فيَّ وحقَّت محبَّتي على المُتزاوِرينَ فيَّ وحقَّتْ محبَّتي على المُتباذِلينَ فيَّ وهم على منابرَ مِن نورٍ يغبِطُهم النَّبيُّونَ والصِّدِّيقونَ بمكانِهم. (رواه ابن حبان).

Artinya: “berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling mencintai karena Aku. berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling menasehati karena Aku, berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling mengunjungi karena Aku, berhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling memberi karena Aku. Mereka akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat iri para Nabi dan orang-orang shalih terhadap tempat mereka itu.” (HR. Ibnu Hibban 577).

e. Mendapat posisi di sorga

Persaudaraan dan ukhuwwah yang baik akan tercermin dengan adanya saling mengunjungi dan menjenguk bila ada saudara yang mengalami sakit atau mushibah. Bagi sikap dan kebiasaan yang positif tersebut, Allah Swt menjanjikan akan memberikan rumah di surga. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من عاد مريضًا، أو زار أَخًا له في اللهِ ناداه منادٍ : أن طِبْتَ وطاب مَمْشاكَ وتبوأتَ من الجنةِ مَنزِلًا. (رواه الترميذي).

Artinya: “barangsiapa yang menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka kelak akan diserukan kepadanya: ‘engkau telah beruntung dan telah beruntung pula langkahmu, dan dibangunkan bagimu rumah di surga.” (HR. At Tirmidzi).

Sesungguhnya semua keutamaan dan nilai-nilai mulia di atas sangat teramat mahal untuk diabaikan saja hanya karena perbedaan pendapat, pilihan madzhab, fanatisme organisasi, sempitnya kesukuan dan nasab. Semua itu harusnya bisa dikalahkan oleh ukhuwwah Islamiyah yang jauh lebih mulia. Dan tidaklah pantas ada yang merasa lebih mulia dari yang lain. Biarlah Allah Swt saja yang menilai posisi hamba-hamba di sisiNya. Rasulullah Saw bersabda:

يا أيُّها الناسُ إنَّ ربَّكمْ واحِدٌ ألا لا فضلَ لِعربِيٍّ على عجَمِيٍّ ولا لِعجَمِيٍّ على عربيٍّ ولا لأحمرَ على أسْودَ ولا لأسودَ على أحمرَ إلَّا بالتَّقوَى إنَّ أكرَمكمْ عند اللهِ أتْقاكُمْ . (رواه أبو نعيم والبيهقي).

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu. Ketahuilah, tiada keutamaan bagi bangsa Arab atas bangsa ‘ajam (non Arab), tidak juga bangsa ‘Ajam (lebih utama) atas bangsa Arab, tidak juga yang berkulit merah terhadap yang berkulit hitam, atau yang berkulit hitam terhadap yang berkulit merah, melainkan hanya ketaqwaan. Sesungguhnya orang yang paling bertaqwa diantara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (HR Abu Nu’aim dan Baihaqi).

Wallahu A’laa wa A’lam.***

Laman: 1 2 3 4

Tags: , ,