ANTARA UJIAN DUNIA DAN UJIAN AKHIRAT

Ilustrasi/freepik

* Atau membawa ke beberapa tempat di neraka. Kita berlindung kepada Allah darinya:

لَهَا  سَبْعَةُ  اَبْوَا بٍ  ۗ لِكُلِّ  بَا بٍ  مِّنْهُمْ  جُزْءٌ  مَّقْسُوْمٌ

“(Jahanam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 44)

* Ujian-ujian dunia diawasi oleh manusia dan para guru atau dosen sedangkan ujuan-ujian akhirat diawasi oleh Tuhan Maha Esa lagi Maha Mengawasi. Jika ada yang mengingkari sesuatu maka para malaikat-Nya yang mulia, kulit, tulang, tanah dan manusia menyampaikan kesaksiannya.

• Ujian-ujian dunia, perhitungannya lama dan berbelit-belit sedangkan ujian-ujian akhirat diselesaikan Allah dalam waktu sangat singkat. Semua hamba dihisab dalam sekejap seperti halnya rezki diberikan dalam sekejap.

• Di dalam ujian dunia ada berbagai mediasi dan kesalahan dalam menentukan hasil, disamping ada kezaliman. Sedangkan di dalam ujian akhirat tidak ada kezaliman sama sekali:

اَ  لْيَوْمَ  تُجْزٰ ى  كُلُّ  نَـفْسٍ  بِۢمَا  كَسَبَتْ  ۗ لَا  ظُلْمَ  الْيَوْمَ  ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  سَرِ يْعُ  الْحِسَا بِ

“Pada hari ini, setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ghafir: 17)

*Ujian-ujian dunia membuat sibuk peserta ujian, ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Sedangkan ujian akhurat:

وَكُلُّهُمْ  اٰتِيْهِ  يَوْمَ  الْقِيٰمَةِ  فَرْدًا

“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.” (QS. Maryam: 95)

يَوْمَ  يَفِرُّ  الْمَرْءُ  مِنْ  اَخِيْهِ

“pada hari itu manusia lari dari saudaranya,” (QS. ‘Abasa: 34)

وَاُ مِّهٖ  وَاَ بِيْهِ

“dan dari ibu dan bapaknya,”
(QS. ‘Abasa: 35)

وَصَا حِبَتِهٖ  وَبَنِيْهِ

“dan dari istri dan anak-anaknya.”
(QS. ‘Abasa: 36)

لِكُلِّ  امْرِئٍ  مِّنْهُمْ  يَوْمَئِذٍ  شَأْنٌ  يُّغْنِيْهِ

“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa: 37)

• Di dalam ujian-ujian dunia ada belas kasihan bagi orang yang tidak mencapai tingkat kelulusan minimal 20 %, sedangkan di dalam ujian akhirat ada syafa’at bagi orang yang tidak lulus. Syafaat ini diajukan oleh Nabi saw seraya bersujud di hadapan Tuhan dan memohon kepada-Nya: “Rabbi, umatku”, hingga Allah meridhainya untuk memberikan syafaat kepada umatnya lalu dikeluarkan dari neraka setiap orang yang di dalam hatinya ada setitik debu dari keimanan.

• Hasil ujian-ujian dunia sirna sedangkan hasil ujian akhirat kekal abadi. Karena itu, yang kekal abadi harus diutamakan ketimbang yang sirna:

وَلَـلْاٰ خِرَةُ  خَيْرٌ  لَّكَ  مِنَ  الْاُ وْلٰى

“dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.” (QS. Ad-Duha: 4)

Laman: 1 2

Tags: , ,