Oleh: ST Sadanur, Politisi Magang
Meskipun demokrasi adalah sebuah sistem kekuasaan, tapi dia sendiri sepertinya memiliki trauma yang dalam terhadap kekuasaan. Demokrasi lahir diatas luka parah atas kesemena-menaan kaisar-kaisar Romawi yang memiliki kekuasaan mutlak dan digunakan untuk merusak. Maka sebagaimana segala sesuatu yang lahir dari trauma, dia pasti memiliki pandangan pesimis akan masa depan.
Maka selain memisahkan kekuasaan menjadi 3 bagian: kekuasaan Eksekutif yang melaksanakan aturan, kekuasaan legislatif yang membuat aturan dan kekuasaan yudikatif yang mengawasi aturan, demokrasi juga membagi kekuasaan agar tidak ada kekuasaan mutlak. Menjaga keseimbangan dan kekuatan kekuasaan adalah tujuan demokrasi.
Seperti kisah tiga kerajaan Tiongkok awal abad ke-3. Bahwa ketika Dinasti Han runtuh, tiongkok terbagi menjadi tiga kerajaan: Shu Han, Wei, dan Wu. 3 Kerajaan itu dalam keseimbangan kekuatan sehingga keadaan menjadi damai. Namun ketika Kerajaan Wei dengan pemimpinnya yang bernama Cao-cao mulai terlalu kuat, Kerajaan Wei mulai menyerang Shu Han dan menyebabkan hilangnya keseimbangan dan dimulainya kekacauan.