Kepentingan Partai Harus Didahulukan di Atas Kepentingan Pribadi

(Kutipan taujih KH. Hilmi Aminuddin dalam Rapat Kerja Fraksi PKS DPR-RI. Lembang, 19 November 2011)

Semua orang memiliki kepentingan, dan hal itu merupakan hak azasi manusia, namun hendaknya jangan sampai demi memenuhi kepentingan pribadi, kepentingan partai dan kepentingan jama’ah dikorbankan.

Sekian puluh tahun yang lalu, ikhwah yang akan membeli sesuatu selalu bertanya pada dirinya sendiri, “Jika saya memiliki sepeda, apa andil sepeda ini untuk dakwah dan jamaah?” Begitu pula ketika akan membeli motor, mobil atau rumah. Para ikhwah senior tersebut juga akan bertanya, ”Apa manfaat semua ini untuk dakwah dan jama’ah?”

Oleh karena itu bila ikhwah akan membangun atau membeli rumah mereka tidak melupakan harus ada ruangan besar untuk tempat melaksanakan halaqah dan daurah.

Ikhwan dan akhwat fillah rahimakumullah,

Setiap kader boleh memiliki apa saja, tetapi hendaknya bermanfaat pula untuk kepentingan dakwah, jama’ah, bangsa dan negara. Saya pribadi tidak pernah melarang ikhwah untuk memiliki mobil-mobil mewah, walaupun dulu sempat ada yang melarang. Alhamdulillah yang dulu melarang pun kini sudah memiliki mobil mewah.

Jama’ah tidak pernah melarang kadernya untuk memiliki harta kekayaan asalkan memiliki nilai kontribusi bagi kepentingan jamaah.

Ikhwan dan akhwat fillah rahimakumullah,

Kepentingan pribadi yang saya maksud di atas tidak selamanya berbentuk materi melainkan bisa juga berupa gengsi, harga diri dan kemasyhuran….